Sabtu, Oktober 4, 2025
BogorJAWA BARAT

Cegah dan Turunkan Stunting, Pemdes Selawangi Gelar Rembug Stunting

Tanjungsari Bogor | Klikinfoku.com
Memasuki akhir triwulan ketiga semester kedua tahun 2025 untuk bidang kesehatan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat, Pemerintah Desa Selawangi Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor menggelar “Rembug Stunting” Dalam Rangka Pencegahan Dan Penurunan Stunting Tingkat Desa Untuk Penyusunan RKPdes tahun 2025 di aula kantor Desa setempat pada Selasa (23/9/2025).

Kegiatan ini dihadiri oleh Sekretaris Desa Jukardi M. Noor, Pendamping Desa Apifudin Mubarok, Kasi Penkes Kecamatan Tanjungsari Dading Ependi dan para kader posyandu Desa Selawangi sebagai garda terdepan penanganan stunting.

Kasi Penkes Kecamatan Tanjungsari Dading Ependi dalam sambutannya mengatakan untuk saat ini Pemerintah memberikan perhatian besar terhadap percepatan penanggulangan stunting dan diminta dianggarkan dalam APBDes.

Seperti diketahui Stunting adalah kondisi di mana anak memiliki tinggi badan yang lebih rendah dari rata-rata anak seusianya, yang biasanya disebabkan kekurangan nutrisi, infeksi berulang pada anak dan kondisi lingkungan atau sanitasi yang buruk.

Hal ini akan berdampak pada pertumbuhan fisik anak dan perkembangan kognitifnya yakni kemampuan belajar, untuk itu perlu pencegahan dan penanganan serius dengan pemberian nutrisi yang cukup, pencegahan infeksi dan pengawasan tumbuh kembang anak untuk mendeteksi stunting lebih awal.

Dading Ependi memberikan pemahaman dan kesepahaman stakeholder Desa Selawangi untuk bersinergi bersama-sama menyukseskan pencegahan dan penurunan stunting dan sebaiknya terbebas atau zero stunting.

“Percepatan penanggulangan diwajibkan kepada Desa untuk melakukannya, anak-anak sebagai penerus bangsa haruslah sehat jasmani dan rohani,” tegas Dading Ependi.

Sementara itu Apifudin Mubarok selaku pendamping Desa mengatakan dengan adanya Rembug Stunting menambah pemahaman terkait langkah yang harus dilakukan untuk penanganan stunting.

“Beberapa usulan penting mengemuka, juga kelompok sasaran stunting, pemberian makanan tambahan serta usulan untuk pembangunan infrastruktur yang harus menjadi aset Desa, jika tanahnya dihibahkan harus ada hitam putihnya,”ungkap Apifudin Mubarok.

Bidan Desa Tri Listiawati salah seorang motor penggerak penanganan stunting memaparkan terkait langkah-langkah penanganan stunting yang sudah dilakukan dan kendala yang dihadapi.

Untuk diketahui kondisi saat ini Desa Selawangi masih kekurangan infrastruktur dan alat-alat pendukung untuk percepatan penanggulangan stunting, misal timbangan digital bayi dalam kondisi rusak dan tempat Posyandu masih menumpang di rumah RT, RW setempat. Untuk itu diharapkan Pemerintah khususnya instansi terkait agar memberikan perhatian. (Dewi/Tom)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *