Jumat, Oktober 17, 2025
BogorJAWA BARAT

Cegah Penyebaran Chikungunya, Dinkes Kabupaten Bogor Lakukan Langkah Antisipatif Deteksi Dini dan PSN

Kab Bogor | Klikinfoku.com

Cegah penyebaran luas, Chikungunya Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor melakukan langkah antisipatif.

Penyakit Chikungunya disebabkan dan ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Vektor yang sama dengan penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Fusia Meidiawaty mengatakan bahwa saat ini Dinkes telah menyiapkan rapid test chikungunya untuk memastikan kasus yang muncul di masyarakat.

“Kalau memang hasil rapid positif, kami akan segera melakukan fogging fokus di wilayah tersebut. Namun sebelumnya, masyarakat perlu melakukan PSN atau Pemberantasan Sarang Nyamuk terlebih dahulu,” ujar Fusia Meidiawaty, Rabu (15/10/25).

Dikatakannya rapid test chikungunya dilakukan secara selektif untuk warga yang menunjukkan gejala mengarah ke chikungunya, seperti demam disertai nyeri sendi dan otot.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan kecenderungan chikungunya, Dinas Kesehatan akan menindaklanjuti dengan pemeriksaan lingkungan melalui Penyelidikan Epidemiologi (PE) untuk memastikan ada atau tidaknya jentik nyamuk Aedes aegypti.

“Fogging bukan langkah pertama, karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa. Sementara telur dan jentiknya harus diberantas lewat PSN. Kalau fogging dulu, seminggu kemudian nyamuk akan muncul lagi,” jelas Fusia Meudiawaty.

Ditegaskannya PSN dapat dilakukan secara mandiri oleh masyarakat melalui gerakan 3M Plus, yaitu Menguras, Menutup, dan Mengubur tempat penampungan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, serta plus menggunakan lotion antinyamuk dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah.

“Perindukan nyamuk Aedes aegypti biasanya ada di air yang bersih dan bening seperti di talang air, dispenser, atau wadah bekas di kebun. Karena itu, PSN harus dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya di dalam rumah tapi juga di lingkungan sekitar,” ungkapnya.

Fusia menyebut, bahwa tren kasus chikungunya di Kabupaten Bogor hingga pertengahan Oktober 2025 masih dalam kondisi terkendali dan belum menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Namun demikian, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tetap siaga menghadapi masa pancaroba, karena pada periode ini risiko perkembangbiakan nyamuk biasanya meningkat,” jelasnya.

Dinkes sudah menyiapkan surat edaran kepada seluruh Puskesmas untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit akibat vektor menjelang musim hujan. Dari Puskesmas nanti akan diteruskan ke Kecamatan dan Desa agar masyarakat melakukan gerakan kebersihan lingkungan.

Fusia mengimbau masyarakat agar tidak menyepelekan gejala demam dan nyeri sendi, serta segera melapor ke Puskesmas atau bidan Desa terdekat agar dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

“Chikungunya umumnya sembuh sendiri dalam waktu dua minggu, tergantung daya tahan tubuh. Tapi kalau gejalanya berat, seperti nyeri sendi hebat atau tidak bisa berjalan, segera periksa ke fasilitas kesehatan,” pungkasnya.

Diketahui Chikungunya sering ditemukan di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor berkomitmen menjaga masyarakat tetap sehat dan aman dari ancaman penyakit chikungunya maupun DBD, dengan upaya deteksi dini, PSN, dan kordinasi lintas sektoral. (Dewi-Tom)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *